Manajemen Emosi, Emosional Intelegence dan Emosional Wheels

A. MANAJEMEN EMOSI

° Pengertian
Didalam emosi terkandung perasaan. Artinya, perasaan adalah komponen dari emosi.Emos iadalah perasaan yang begitu intens sehingga terjadi perubahan fisiologis, misalnya muka menjadi merah karena marah, dan tubuh lebih berenergi karena bahagia.

° Macam-Macam Emosi
1. Emosi positif : emosi yang memberi dampak menyenangkan dan menenagkan. Contohnya : tenang, santai, rileks, gembira, dll.
2. Emosi negatif : emosi yang memberi dampak tidak menyenangkan dan menyusahkan. Contohnya : sedih, kecewa, depresi, putus asa, marah, dll.

° Fungsi Emosi
a. Emosi adalah pembangkit energi
b. Emosi adalah pembawa informasi
c. Sebagai pembawa pesan interpersonal
d. Sebagai sumber informasi keberhasilan

° Cara Mengungkapkan Emosi
1. Secara verbal : dengan mengungkapkan kata-kata
2. Secara non verbal : menggunakan isyarat (raut muka, sorot mata, bahasa tubuh)

°Ciri Individu dengan Pengelolaan Emosi
Menurut Safaria & Saputra (2009:8) bahwa individu yang memiliki kemampuan mengelola emosi akan lebih cakap menangani ketegangan emosi. Reivich & Shatte (Khoerunisya,2015) dua hal penting yang terkait dengan kemampuan emosi, yaitu ketenangan (calming) dan fokus (focusing).

B. EMOTIONAL INTELLEGENCE

° Pengertian
Emotional Intelegence atau kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali arti emosi dan hubungannya serta menggunakan untuk memecahkan permasalahan. Kemampuan ini meliputi kapasitas untuk memahami emosi, perasaan-perasaan yang terkait dengan emosi dan memahami informasi tentang emosi-emosi tersebut dan mengelolanya.

° Kompetensi Emosional
Goleman (1998) mengemukakan beberapa kompetensi emosional yang dikelompokkan dalam lima dimensi yaitu :
1. Self awarness
Orang orang yang memiliki kemampuan ini berarti dapat mengenali emosi dirinya dengan baik, orang ini mampu mengenali emosinya saat emosi ini terjadi dalam dirinya dan kemampuan memantau emosi adalah hal yang penting bagi kesadaran diri.

2. Self management
Self management atau bisa disebut mengelola diri ini berarti dapat mengelola serta mengatasi emosinya agar dapat mengungkapkannya dalam kendali yang baik, kemampuan ini sangat bergantung pada kesadaran diri.

3. Self motivation
Kemampuan seseorang dalam memotivasi diri dapat dilihat melalui hal berikut :
– cara mengendalikan dorongan emosi
– derajat kecemasan yang memengaruhi untuk kerjas eseorang
– kekuatan berpikir positif
– optimisme
– keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi dan hanya dapat berfokus terhadap satu objek atau yang dapat disebut dengan flow.

Dengan kemampuan motivasi diri ini, maka seseorang akan cenderung memandang segala hal yang terjadi pada dirinya dengan cara yang positif, motivasi datang karena adanya sikap optimis dan harapan.

4. Emphaty
Kemampuan untuk mengenali dan merasakan emosi orang lain. Semakin kita terbuka dan mengerti perasaan diri, maka kita akan semakin terampil dalam membaca perasaan.

5. Social skills
Kemampuan untuk membuka hubungan dengan orang lain cukup penting untuk mendukung kesuksesan dalam pergaulan dengan orang lain.

C. EMOTIONAL WHEELS
Menurut Robert Plutchik (1980), mengenalkan “wheelofemotions” atau disebut roda emosi, yang mana menggambarkan bagaimana beberapa emosi berbeda bergabung dan menghasilkan jenis emosi lainnya. “Wheelofemotions” atau roda emosi merupakan sebuah grafik melingkar yang dibagi menjadi beberapa bagian dan sub bagian untuk membantu pengguna mengidentifikasi dan memahami pengalaman emosional mereka pada waktu tertentu serta dalam keadaan apapun.

Hubungan Interpersonal

Hubungan interpersonal adalah interaksi antara individu, menyampaikan isi pesan serta menentukan kadar hubungan interpersonalnya.

Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.

A. Empati
° Pengertian Empati
Empati adalah kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman tersebut serta untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Dengan kata lain empati merupakan kemampuan untuk menghayati perasaan dan emosi orang lain (Hurlock, 1991).


° Komponen Empati
Safaria (2005) mengemukakan bahwa ada dua komponen empati, yaitu :
a. Komponen emosional : yaitu komponen empati yang berkitan pemahaman perasaan orang lain, seperti kesedihan, ketakutan, kecemasan orang lain, kebahagiaan oang lain.
b. Komponen kognitif : yaitu komponen empati yang berkaitan dengan kemampuan untuk memahami pikiran orang lain, pendapat atau gagasan orang lain.

B. Active Listening
Kegiatan ini mengharuskan kita untuk menjadi seseorang yang aktif dalam mendengarkan sehingga saat kita aktif mendengarkan maka kita akan menjadi seseorang yang pasif dalam berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendengarkan :
– Mendengarkan
– Megklarifikasi
– Menentukan
– Menyimpulkan
– Mengarahkan

C. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi langsung (primer), terjadi jika pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media, sebaliknya komunikasi tidak langsung (sekunder) terjadi bila dengan penggunaan media tertentu (Suranto: 2011:5).

Komunikasi diperlukan semua orang, tidak hanya untuk penyampaian dan penerimaan pesan saja melainkan juga untuk memenuhi kebutuhan dasar individu, yaitu memberi dan mendapatkan kasih sayang, keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok, dan kebutuhan untuk mempengaruhi orang lain.

D. Hal-Hal yang Menghambat Hubungan Interpersonal
1. Cenderung menutup diri dalam membahas kejadian atau perasaan pada orang lain.
2. Adanya suatu pertimbangan dalam melakukan kegiatan karena lebih memperhitungkan untung ruginya.
3. Adanya persepsi mengenai kharakteristik suatu individu saat melakukan Interpersonal Relationship.

E. Hal-Hal yang Mendukung Hubungan Interpersonal
a. Penggunaan kata-kata yang baik dan sopan dengan tingkat keintiman yang sesuai saat Interpersonal Relationship.
b. Membuat pengaturan mengenai cara berhubungan dalam Interpersonal Relationship, agar orang merasa nyaman dan tidak menghindari kita.

Kerjasama, Pembentukan dan Dinamika Kelompok

A. KERJASAMA KELOMPOK

° Pengertian
Kerjasama adalah sebuah sistem pekerjaan yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung dalam kerja tim.
Dalam membangun kerjasama kelompok diperlukan rasa saling percaya, keterbukaan atau transparansi, realisasi atau perwujudan diri dan saling ketergantungan.

° Karakteristik Kerjasama Kelompok
1. Memiliki tujuan yang sama
2. Memiliki komitmen yang sama
3. Saling tergantung dan percaya
4. Setiap komponen dalam tim mengetahui peranan masing-masing
5. Setiap anggota kelompok mempunyai andil
6. Keberhasilan yang dirahi adalah kesuksesan bersama.

B. PEMBENTUKAN KELOMPOK

° Pengertian
Pembentukan kelompok diawali dengan adanya perasaan atau persepsi yang sama dalam memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.

° Proses dan Dasar Pembentukan Kelompok
Proses pembentukan kelompok adalah suatu keadaan yang dialami oleh seseorang dengan alasan untuk mengelompokkan dirinya dengan sesamnya untuk mencapai suatu tujuan bersama, dan tujuan itu mungkin tidak dapat dicapai sendiri dalam usahanya.

° Dasar-Dasar Pembentukan Kelompok
a) Dasar Psikologis
Pada dasarnya semua manusia bersifat social, dalam arti bahwa tidak seorang pun di dunia ini yang ingin hidup menyendiri terpisah dari orang lain. Mereka mengelompokkan dirinya dalam berbagai kelompok manusia bersifat social mengandung pengertian pula bahwa pertumbuhan dan perkembangan manusia itu baru mungkin terjadi didalam hubungan social itu.


b) Dasar Pedagosis
Nilai pedagosis ini artinya adalah bahwa dengan terbntuknya kelompok dapat meningkatkan taraf perkambangan kepribadian individu. Dengan adanya hubungan timbal balik dalam kelompok maka prestasi individu dapat ditingkatkan.


c) Dasar Didaktis
Nilai didaktis yang digunakan sebagai alat unutk menjadi perantara, penyampaian materi yang baru kepada anggota, dan melalui kerja kelompok anggota dapat menguasai suatu materi dengan jalan diskusi, soal dijawab secara singkat, melengkapinya dan sebaginya.

C. DINAMIKA KELOMPOK

Dinamika Kelompok adalah studi tentang interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain dengan adanya feed back dinamis atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis antar individu sebagai anggota kelompok dengan memiliki tujuan tertentu.

Ada sembilan unsur yang mempengaruhi dinamika suatu kelompok secara psikologis, yaitu:
– Tujuan kelompok
– Struktur kelompok
– Fungsi tugas
– Pembinaan dan pemeliharaan kelompok
– Kesatuan/kekompakan kelompok
– Suasana kelompok
– Tekanan kelompok
– Efektivitas kelompok
– Maksud tersembunyi

Etika Budaya, Psikologi Lintas Budaya, Antropologi, Psikologi Sosial, dan Nilai-Nilai Budaya Loka

A. ETIKA BUDAYA DAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

° Etika menurut Bertens adalah nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku, kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik) dan ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral).

° Budaya atau kebudayaan merupakan hasil dari cipta rasa cipta, rasa, dan karsa manusia. Manusia beretika dan di didik oleh budaya yang beretika. Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung nilai-nilai etik yang bersifat universal.

° Psikologi Lintas Budaya membandingkan antar budaya, apakah sebuah teori atau dalil psikologi berlaku sama di berbagai budaya yang bermacam-macam jenisnya.

B. ETIKA BUDAYA DAN ANTROPOLOGI

Antropologi Studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat untuk manusia dan perilakunya. Di dalam studi ini mempelajari mengenai makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian masyarakat, serta kebudayaannya.

Hal tersebut menciptakan keadaan dimana batasan-batasan etika yang baru dibutuhkan kebudayaan karena kebudayaan merupakan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada suatu komunitas tertentu.

Bagi manusia “berbudaya” yang menjaga tata aturan hidup dari urusan sopan, layak dan tidak layak, maka perkara malu dan tidak malu, pantas dan tidak pantas, nista atau mulia merupakan perkara penting dan sensitif sehingga perlu dijaga dengan baik agar segenap tingkap laku manusia tidak tercemar dari sudut pandang etika.

C. ETIKA BUDAYA DALAM PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia di dalam suatu situasi sosial. Menurut Mc. David dan Herani (1968). Psikologi sosial adalah lapangan studi tentang pengalaman dan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan individu lain, kelompok dan kebudayaan.

Segi sosial manusia itu terutama dipelajari dalam psikologi sosial. Serta etika budaya yang ada mendorong manusia untuk mematuhi atau mengikuti etika-etika budaya yang ada dilingkungannya.

Menurut Baron dan Byrne (1994), faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku sosial dapat dikategorikan ke dalam 4 faktor utama yaitu :
– Aksi atau tindakan dan karakteristik dari orang lain
– Proses kognitif dasar, seperti ingatan dan penalaran yakni proses yang mendasari pikiran, keyakinan, ide dan penilaian tentang orang lain yang dimiliki lingkungan
– Pengaruh lingkungan secara langsung ataupun tidak langsung
– Konteks kebudayaan dimana perilaku sosial itu terjadi.

D. NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL INDONESIA

Pada dasarnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilaksanakan seiring dengan proses perubahan sosial kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi masyarakat terhadap budaya.
° Budaya Jawa
Dalam pandangan beberapa orang, bahasa dan budaya Jawa termasuk budaya kuna dan feodal yang sudah tidak relevan dengan situasi masa kini. Padahal, dalam era sekarang ini dibutuhkan pedoman dan nilai-nilai agar bangsa ini menjadi bangsa yang arif dan bijaksana penuh kedamaian dengan toleransi yang tinggi antara satu suku dan suku lainnya.

° Budaya Sunda
Budaya gotong royong (Huyula) yang dulu dikenal oleh masyarakat Gorontalo sebagai sarana untuk bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan demi kepentingan umum.

Nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan tersebut terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran masyarakat dan dianggap amat mulia karena nilai-nilai itu juga dianggap dapat menjadi penuntun dalam bersikap, berkata, dan bertingkah laku.

Etika Penampilan dan Profesi: Etika Umum, Kejujuran Ilmiah, Kode Etik, Penampilan

A. PENGERTIAN ETIKA DAN PERANAN ETIKA

° Pengertian Etika
Etika berasal dari Bahasa Yunani Kuno, yaitu ethos (tunggal) atau ta etha (jamak) yang artinya adat kebiasaan. Jika dilihat dari asal-usul katanya, etika dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

°Peranan Etika
Peranan etika adalah sebagai moralitas, etika membimbing tingkah laku manusia agar dapat mengelola kehidupan ini dengan lebih baik.

Etika juga memberikan ukuran terhadap tindakan manusia di dalam tata kehidupan sehari-hari, baik antar pribadi, antar kelompok, maupun antar profesi.

B. HUBUNGAN ETIKA DENGAN MAHASISWA
Hubungan etika dengan mahasiswa erat kaitannya. Karena, dengan etika mahasiswa mampu mengendalikan hal-hal yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain. Etika mahasiswa adalah kode etik, kode moral, dan pedoman bertingkah laku.

C. ETIKA BERPENAMPILAN DIRI YANG BAIK DAN MENARIK
Etika penampilan adalah suatu cara seseorang dalam berpenampilan yang mencerminkan kepribadian yang baik, bukan hanya mengenai hal fisik namun lebih kepada penampilan atau inner beauty.

Jadi, image merupakan lukisan dari diri kita yang akan kita tampilkan kepada orang lain. Sering kali hal ini tidak disadari, padahal hal ini merupakan hal yang penting untuk meninggalkan kesan kita pada orang lain.

D. ETIKA PROFESI
° Pengertian Etika Profesi
Etika profesi merupakan suatu panduan profesionalisme dalam dunia kerja. Etika profesi harus dapat dipahami dengan baik dan tepat. Sebagai seorang yang profesional di dalam dunia kerja, seseorang harus selalu mengingat betul etika yang pantas agar dapat menjalin hubungan yang baik dengan seluruh bagian dalam organisasi.

° Prinsip Etika Profesi
1. Prinsip tanggung jawab, seseorang yang memiliki profesi harus mampu bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari profesi tersebut, khususnya bagi orang-orang di sekitarnya.
2. Prinsip keadilan, prinsip ini menuntut agar seseorang mampu menjalankan profesinya tanpa merugikan orang lain, khususnya orang yang berkaitan dengan profesi tersebut.
3. Prinsip otonomi, prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang profesional untuk diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya.
4. Prinsip integrasi moral, seorang profesional juga dituntut untuk memiliki komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan masyarakat.

° Tujuan Etika Profesi
Tujuannya adalah agar seorang pekerja dapat mengetahui bagaimana cara berbicara dan bertindak serta mengambil keputusan secara profesional.
Tujuan dari etika profesi ini tidaklah hanya untuk membuat seseorang menjadi lebih profesional saat bekerja, tetapi etika profesi ini juga bisa menjaga kesejahteraan orang-orang sekitar yang berhubungan dengan profesi yang dijalani tersebut.

E. KODE ETIK PROFESI

° Pengertian Kode Etik Profesi
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan membuat kode etik profesi sendiri, akan menetapkan hitam di atas putih. Niatnya adalah untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen.

° Tujuan Kode Etik Profesi
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

F. KEJUJURAN ILMIAH

Menurut Kesuma (Royani, 2014) jujur adalah kesamaan antara realitas (kenyataan) dan ucapan. Panen dan Purwanto (2001) menyatakan bahwa kejujuran ilmiah meliputi pengakukan dan pemanfaatan karya tulis orang lain, baik berupa aspek-aspek teoritis, hasil penelitian, penyertaan sumber-sumber acuan, dan kejujuran akuisisi data.

Jadi, seseorang dikatakan memiliki kejujuran ilmiah apabila ia teliti dan akurat dalam mengumpulkan dan melaporkan datayang diperoleh dari penyelidikan atau eksperimen (tidak melakukan spekulasi terhadap data hanya untuk membenarkan hipotesisnya).

Perencanaan Pengembangan Diri

A. PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri adalah suatu proses meningkatkan kemampuan atau potensi, dan kepribadian, serta sosial-emosional seseorang agar terus tumbuh dan berkembang. Pengembangan diri yang dimaksud adalah pengembangan segala potensi yang ada pada diri sendiri, dalam usaha meningkatkan potensi berfikir dan berprakarsa serta meningkatkan kapasitas intelektual yang diperoleh dengan jalan melakukan berbagai aktivitas.

B. TUJUAN PENGEMBANGAN DIRI
Tujuan pengembangan diri menurut Amri (2013) adalah :


1) Tujuan umum : memberikan kesempatan kepada individu untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
– Kebutuhan masyarakat
– Kebutuhan peserta didik dan pembelajaran, potensi, bakat, minat
– Kondisi dan perkembangan individu dengan memperhatikan kondisi sekolah atau madrasah.

2) Tujuan khusus : menunjang pendidikan individu dalam mengembangkan
– Bakat/ minat
– Kreatifitas
– Kompetensi
– Kemampuan kehidupan keagamaan
– Kemampuan sosial & kemampuan belajar,
– Wawasan dan perencanaan karir
Kemampuan pemecahan masalah
– Kemandirian

C. STRATEGI PENGEMBANGAN DIRI
1. Rencanakan masa depanmu dengan baik : buatlah mimpi mimpi besar, target , tujuan dan hal hal yang ingin kita capai/ kita dapatkan.

2. Tuliskan tujuan hidup dan mimpi-mimpimu : tuliskanlah segala harapan dan cita-cita yang ingin kamu raih dalam hidup, dengan tujuan sebagai bahan motivasi diri.

3. Buatlah main map your life plan : peta rencana masa depanmu akan membantumu meraih masa depan dengan lebih rinci dan terstruktur.

4. Melakukan pelatihan : pemetaan potensi dasar dengan menggunakan SWOT. Agar bisa mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri. Peluang dan hambatan yang di hadapi dari hasil identifikasi tersebut dapat membimbing kita untuk dapat mengetahui apa yang menjadi potensi dasar dirinya.

D. FAKTOR PENGHAMBAT PENGEMBANGAN DIRI
a. Perasaan Insecure : terjadi ketika kita merasa tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, hingga kebiasaan untuk membandingkan diri kita dengan orang lain.

b. Rasa puas berlebihan : cepat puas secara berlebihan terhadap suatu pencapaian dapat menghambat potensi dalam diri. Karena dengan merasa cepat puas orang akan cenderung malas-malasan untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang dijalaninya.

c. Mudah putus asa : adanya rasa putus asa atas kegagalan yang telah kita usahakan itu dapat mematikan potensi dalam diri. Sehingga perkembangan dalam diri akan terhambat.

d. Pesimis atau merasa tidak mampu : sifat pesimis dapat menghambat untuk berkembang maju. Apa yang seharusnya tidak mustahil untuk dicapai dengan tekad yang telah dimiliki, berubah menjadi mustahil karena merasa tidak mampu terlebih dahulu.