A. PSIKOLOGI POSITIF
Seligman sebagai Presiden APA bersama anggota Steering Comitee yang lain (Mihaly Csikszentmihalyi, Ed Diener, Kathleen Hall Jamieson, Chris Peterson, and George Vaillant) mengembangkan psikologi positif pada tahun 1998.
Orang yang memiliki psikologi positif, pasti memiliki 3 hal ini :
Have a pleasant life
Have a good life
Have a meaningful life
B.PSYCHOLOGICAL CAPITAL
Psychological capital sendiri dapat diartikan sebagai modal psikologis atau semacam modal sikap dan perilaku yang berperan besar dalam menentukan keberhasilan.
Modal psikologis apa saja yang memiliki peran signifikan dalam membingkai kesuksesan. Psychological capital yang tinggi akan menjadi individu yang fleksibel dan adaptif untuk bertindak dengan kepasitas yang berbeda untuk memenuhi tuntutan secara dinamis.
C. PENGUKURAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL
Modal psikologis atau psychological capital diukur menggunakan kuesioner Psychological Capital Questionare (PCQ) yang dikembangkan oleh Luthans (2007). Psychological Capital Questionare memiliki 24 item yang terdiri dari empat komponen yaitu self efficacy, optimism, hope, dan resiliency.
Setiap komponen, yang diwakili oleh 6 item ini, berasal dari alat ukur berbeda yang kemudian diadaptasi menjadi PCQ. Pada PCQ, komponen efikasi diri mengacu pada alat ukur self efficacy milik Parker, komponen harapan berasal dari alat ukur Snyder, komponen optimisme pada PCQ dikembangkan dari alat ukur Scheier dan Carver, dan komponen resiliensi dikembangkan dari alat ukur Wagnild dan Young.
D. CARA MENGEMBANGKAN ASPEK OPTIMISME
– Identifikasi keyakinan menaklukkan diri ketika dihadapkan pada sebuah tantangan.
– Evaluasi keakuratan keyakinan.
– Sekali keyakinan yang tidak berfungsi secara normal tereduksi, ganti dengan keyakinan yang lebih membangun dan akurat yang telah dikembangkan.
E. CARA MENGEMBANGKAN ASPEK RESILIENSI
° Hindari jebakan pemikiran negatif ketika suatu hal mulai memburuk.
° Uji keakuratan keyakinan terhadap permasalahan dan bagaimana mencari solusi jitu.
° Tetapkan ketenangan dan kefokusan ketika emosi dan stres menyerbu.
F. CARA MENGEMBANGKAN ASPEK SELF-EFFICACY ATAU KEYAKINAN DIRI
1. Pengalaman ahli atau pencapaian performa. Hal ini tentunya sangat potensial untuk mengembangkan kepercayaan diri karena melibatkan informasi langsung terkait sukses. Bagaimanapun, pencapaian tidak secara langsung membangun kepercayaan diri. Proses situasional, seperti tugas yang kompleks dan proses kognitif seperti persepsi terhadap kemampuan seseorang, sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan percaya diri.
2. Pengalaman atas nama orang lain atau memperagakan. Jika seseorang melihat orang lain seperti diri mereka berhasil dengan usaha yang dipertahankan, mereka akan mulai percaya bahwa diri mereka juga memiliki kapasitas untuk berhasil.
3. Persuasi sosial. Seorang individu yang kompeten dapat membantu mengembangkan kepercayaan diri orang lain dengan mempersuasi atau meyakinkan.
4. Rangsangan atau motivasi fisik dan psikis. Orang-orang sering kali bergantung pada apa yang mereka rasakan, baik secara fisik maupun psikis, untuk mengukur kapabilitas mereka. Bagaimanapun, kondisi fisik dan mental yang sempurna dapat menyebabkan tumbuhnya kepercayaan diri.