Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being)

Pengertian

Kesejahteraan psikologis (psychology well-being) adalah tingkat kemampuan individu dalam menerima dirinya apa adanya, memebentuk hubungan yang hangat dengan orang lain, mandiri terhadap tekanan sosial, mengontrol lingkungan eksternal, memiliki arti dalam hidup, serta merealisasikan potensi dirinya secara kontinyu.

Menurut Ryff (1989) manusia dapat dikatakan memiliki kesejahteraan psikologis yang baik adalah bukan sekedar bebas dari indikator kesehatan mental negatif, seperti terbebas dari kecemasan, tercapainya kebahagiaan dan lain-lain. Tetapi hal yang lebih penting untuk di perhatikan adalah kepemilikan akan penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, kemampuan untuk memiliki rasa akan pertumbuhan dan pengembangan pribadi secara berkelanjutan.

Dimensi-Dimensi Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well- Being)


Enam dimensi well-being yang merupakan intisari dari teori-teori positive functioning psychology yang dirumuskan oleh Ryff juga dalam jurnal ilmiah berjudul ”Happiness Is Everything, or Is It? Explorations On The Meaning of Psychological Well-Being” (1989) mengembangkan kesejahteraan psikologis menjadi 6 (enam) dimensi, diantaranya yaitu :
1. Penerimaan Diri (Self-Acceptance)
2. Hubungan Positif dengan Orang 3. Luar (Positive Relationship With Others)
3. Otonomi (Autonomy)
4. Tujuan Hidup (Purpose in Life)
5. Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery)
6. Pertumbuhan Pribadi (Personal Growth)

Faktor-Faktor Kesejahteraan

Psikologis (Psychological Well-Being)
Manusia pada umumnya memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang berbeda-beda. Ryff (1995) menyatakan bahwa empat faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis manusia adalah sebagai berikut :
a. Faktor-faktor Demografis dan Klasifikasi Sosial: Usia, Jenis Kelamin, Status Sosial Ekonomi, Budaya
b. Dukungan Sosial
c. Evaluasi terhadap Pengalaman Hidup
d. Locus Of Control (LOC)

Tinggalkan Komentar