A. Pengertian Grattitude/Kebersyukuran
Berdasarkan American Heritage Dictionary of the English Language (2009), bersyukur (gratitude) berasal dari bahasa Latin, yaitu gratus atau gratitude yang artinya berterima kasih (thankfulness) atau pujian (pleasing).
Kebersyukuran merupakan perasaan berterima kasih, bahagia, serta apresiasi atas hal-hal yang diperoleh selama hidup, baik dari Tuhan, manusia, makhluk lain, dan alam semesta, yang kemudian mendorong seseorang untuk melakukan hal yang sama seperti yang ia dapatkan.
B. Komponen Kebersyukuran
° Menurut Wood dkk (2008) :
a. Penghargaan orang lain
b. Kepemilikan
c. Momen pemberian
d. Ritual
e. Rasa akan kekaguman
f. Pembandingan diri/sosial
g. Kekhawatiran eksistensial
h. Perilaku bersyukur
° Komponen Konstruk Bersyukur pada Masyarakat Indonesia
1) Sense Of Appreciation/Perasaan Menghargai
Adanya rasa apresiasi (sense of appreciation) terhadap orang lain ataupun Tuhan dan kehidupan. Bahwa orang yang bersyukur adalah mereka yang mampu mengapresiasi kontribusi orang lain terhadap kesejahteraan (well-being) dirinya, dan memiliki kecenderungan untuk mengapresiasi kesenangan yang sederhana (simple pleasure).
Seseorang yang memiliki warmth sense of appreciation akan lebih mudah dalam menghargai sesuatu hal termasuk kesenangan-kesenangan yang sederhana seperti keberadaan orang lain, kehidupan yang dijalaninya, maupun hari-hari yang dilaluinya.
Selain itu, orang itu juga akan menghargai kontribusi orang lain atau suatu hal yang menurut persepsinya telah memberikan keuntungan atau berperan dalam kesejahteraan dirinya, bahkan walaupun itu berupa masalah atau bencana.
2) Perasaan Positif akan Kehidupan
Komponen ini sejalan dengan karakteristik orang bersyukur menurut Watkins, dkk (2003), yaitu tidak merasa kekurangan dalam hidupnya atau dengan kata lain memiliki sense of abundance.
Fitzgerald (1998), menyatakan bahwa orang yang bersyukur memiliki kehendak baik kepada seseorang atau sesuatu.
3) Ekspresi Rasa Syukur
Kecenderungan untuk bertindak positif sebagai ekspresi dari perasaan positif dan apresiasi yang dimiliki. Komponen bersyukur ini sesuai dengan pendapat Fitzgerald (1998), menyampaikan orang yang bersyukur memiliki kehendak baik kepada seseorang atau sesuatu, kecenderungan untuk bertindak berdasarkan apresiasi dan kehendak baik yang dimilikinya.
C. Fungsi Kebersyukuran
Menurut McCullogh (2001) :
– Bersyukur sebagai barometer moral
– Bersyukur sebagai motif moral
– Bersyukur sebagai penguat moral
D. Aspek-Aspek Kebersyukuran
1. Intensity (kehebatan, intensitas), seseorang yang bersyukur ketika mengalami peristiwa positif diharapkan untuk merasa lebih intens bersyukur.
2. Frequency (kekerapan, keseringan), seseorang yang memiliki kecenderungan bersyukur akan merasakan banyak perasaan bersyukur setiap harinya dan syukur bisa menimbulkan dan mendukung tindakan dan kebaikan sederhana atau kesopanan.
3. Span (masa, jangka, waktu, rentang), maksudnya adalah dari peristiwa-peristiwa kehidupan bisa membuat seseorang merasa bersyukur, misalnya merasa bersyukur atas keluarga, pekerjaan, kesehatan dll.
4. Density (kepadatan), maksudnya adalah orang yang bersyukur diharapkan dapat menuliskan lebih banyak nama-nama orang yang dianggap telah membuatnya bersyukur, termasuk orang tua, teman, keluarga dll.
E. Cara Melatih Kebersyukuran
Menurut Emmons (2007), terdapat beberapa cara untuk melatih kebersyukuran, yaitu:
1. Be thankful in Advance.
2. Find things to be Grateful for in bad situations.
3. Write a gratitude letter.
4. Do a gratitude walk.
5. Thanks everyone for everything practice.