Etika Budaya, Psikologi Lintas Budaya, Antropologi, Psikologi Sosial, dan Nilai-Nilai Budaya Loka

A. ETIKA BUDAYA DAN PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA

° Etika menurut Bertens adalah nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku, kumpulan asas atau nilai moral ( kode etik) dan ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk ( filsafat moral).

° Budaya atau kebudayaan merupakan hasil dari cipta rasa cipta, rasa, dan karsa manusia. Manusia beretika dan di didik oleh budaya yang beretika. Etika berbudaya mengandung tuntutan bahwa budaya yang diciptakan harus mengandung nilai-nilai etik yang bersifat universal.

° Psikologi Lintas Budaya membandingkan antar budaya, apakah sebuah teori atau dalil psikologi berlaku sama di berbagai budaya yang bermacam-macam jenisnya.

B. ETIKA BUDAYA DAN ANTROPOLOGI

Antropologi Studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat untuk manusia dan perilakunya. Di dalam studi ini mempelajari mengenai makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian masyarakat, serta kebudayaannya.

Hal tersebut menciptakan keadaan dimana batasan-batasan etika yang baru dibutuhkan kebudayaan karena kebudayaan merupakan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada suatu komunitas tertentu.

Bagi manusia “berbudaya” yang menjaga tata aturan hidup dari urusan sopan, layak dan tidak layak, maka perkara malu dan tidak malu, pantas dan tidak pantas, nista atau mulia merupakan perkara penting dan sensitif sehingga perlu dijaga dengan baik agar segenap tingkap laku manusia tidak tercemar dari sudut pandang etika.

C. ETIKA BUDAYA DALAM PSIKOLOGI SOSIAL

Psikologi sosial mempelajari tingkah laku manusia di dalam suatu situasi sosial. Menurut Mc. David dan Herani (1968). Psikologi sosial adalah lapangan studi tentang pengalaman dan tingkah laku individu dalam hubungannya dengan individu lain, kelompok dan kebudayaan.

Segi sosial manusia itu terutama dipelajari dalam psikologi sosial. Serta etika budaya yang ada mendorong manusia untuk mematuhi atau mengikuti etika-etika budaya yang ada dilingkungannya.

Menurut Baron dan Byrne (1994), faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku sosial dapat dikategorikan ke dalam 4 faktor utama yaitu :
– Aksi atau tindakan dan karakteristik dari orang lain
– Proses kognitif dasar, seperti ingatan dan penalaran yakni proses yang mendasari pikiran, keyakinan, ide dan penilaian tentang orang lain yang dimiliki lingkungan
– Pengaruh lingkungan secara langsung ataupun tidak langsung
– Konteks kebudayaan dimana perilaku sosial itu terjadi.

D. NILAI-NILAI BUDAYA LOKAL INDONESIA

Pada dasarnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilaksanakan seiring dengan proses perubahan sosial kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi masyarakat terhadap budaya.
° Budaya Jawa
Dalam pandangan beberapa orang, bahasa dan budaya Jawa termasuk budaya kuna dan feodal yang sudah tidak relevan dengan situasi masa kini. Padahal, dalam era sekarang ini dibutuhkan pedoman dan nilai-nilai agar bangsa ini menjadi bangsa yang arif dan bijaksana penuh kedamaian dengan toleransi yang tinggi antara satu suku dan suku lainnya.

° Budaya Sunda
Budaya gotong royong (Huyula) yang dulu dikenal oleh masyarakat Gorontalo sebagai sarana untuk bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan demi kepentingan umum.

Nilai-nilai yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan tersebut terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran masyarakat dan dianggap amat mulia karena nilai-nilai itu juga dianggap dapat menjadi penuntun dalam bersikap, berkata, dan bertingkah laku.

Tinggalkan Komentar